Riau, TanahIndonesia.id - Dalam balutan kesederhanaan yang menghangatkan hati, SDN 018 Sekip Hulu menggelar acara pelepasan siswa kelas 6 pada Sabtu (24/5/2025). Tanpa dekorasi mewah atau panggung megah, aula sekolah berubah menjadi ruang penuh haru, tawa, dan doa menjadi saksi perpisahan yang sarat makna.
Sebanyak 45 siswa dilepas secara resmi oleh pihak sekolah dalam suasana khidmat dan bersahaja. Yang istimewa, seluruh rangkaian acara ini digelar tanpa memungut biaya sepeser pun dari orang tua murid. Murni hasil inisiatif dan gotong royong internal sekolah. “Nol rupiah, penuh makna,” begitu kalimat yang paling tepat menggambarkan semangat kegiatan ini.
Kepala SDN 018 Sekip Hulu, Suarni, S.Pd., menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni perpisahan, tetapi juga bentuk apresiasi dan terima kasih kepada para siswa dan orang tua atas enam tahun kebersamaan. Ia berharap seluruh siswa dapat lulus 100 persen dan melanjutkan pendidikan sesuai minat dan cita-cita mereka.
“Semoga anak-anak kami mampu meraih masa depan yang gemilang. Di mana pun mereka berada kelak, semoga tetap membawa nama baik sekolah dan menjadi pribadi yang membanggakan,” ujarnya penuh harap.
Momen haru tak terhindarkan saat satu per satu siswa maju ke depan, menyampaikan terima kasih dan berpamitan kepada para guru yang telah membimbing mereka selama ini. Wajah para orang tua tampak bangga, menyaksikan anak-anak mereka bersiap melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya.
Perwakilan komite sekolah, Fatma Ira Auliawati, S.T., turut menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh dewan guru dan pihak sekolah.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu guru yang telah sabar mendidik anak-anak kami. Berkat bimbingan kalian, mereka tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan berkarakter,” ucapnya.
Ia juga berpesan kepada para siswa agar terus melanjutkan pendidikan dan tidak melupakan jasa para guru.
“Jangan lupakan guru-guru kalian. Jaga nama baik dan marwah SDN 018 Sekip Hulu di mana pun kalian berada,” pesannya.
Seorang guru pun turut menyampaikan haru dan kebanggaannya, “Biar sederhana, yang penting bermakna. Ini persembahan tulus dari hati, untuk anak-anak hebat yang siap melangkah lebih jauh.”
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa nilai dalam dunia pendidikan tidak diukur dari kemewahan, melainkan dari keikhlasan dan cinta yang tulus. Tanpa biaya besar, namun penuh makna.
“Pendidikan dasar adalah pondasi. Kami ingin mereka tumbuh bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan akhlak mulia,” tutup perwakilan sekolah dengan semangat.
Tanpa kemewahan, tapi penuh kehangatan. Tanpa biaya, tapi sarat makna. Beginilah wajah pendidikan sejati: membimbing dengan hati, melepas dengan doa, dan berharap dengan cinta. **tIND