Pencarian

Mahasiswa Solo dan Makassar Turun ke Jalan, Protes Efisiensi Anggaran Pemerintah

Solo, TanahIndonesia.id - Ratusan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap di depan Kantor DPRD Kota Solo, Rabu (19/2). Mereka memblokade Jalan Adi Sucipto, salah satu jalur utama di Kota Solo.

Aksi dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dengan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Soloraya tetap berunjuk rasa meskipun diguyur hujan.

Hampir satu jam setelah dimulai, massa terus berdatangan hingga memenuhi jalan yang menjadi akses utama dari Bandara Adi Soemarmo ke Kota Solo.

Para demonstran membentangkan spanduk berisi kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah, di antaranya bertuliskan "Indonesia Gelap," "Tolak RUU TNI-Polri," dan "Adili Jokowi."

Sepanjang aksi, mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi bergantian berorasi, menyoroti berbagai persoalan yang mereka anggap merugikan rakyat. Selain berorasi, mereka juga melakukan aksi bakar ban di tengah jalan.

"Salah satunya soal efisiensi anggaran yang benar-benar merugikan rakyat," kata salah satu demonstran, Okta.

Mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu menilai bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah tidak direncanakan dengan matang, sehingga dampaknya justru merugikan masyarakat.

"Enggak ada yang namanya menyejahterakan rakyat, semuanya justru merugikan. Tidak ada kebijakan yang bisa dibenarkan," tegasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti kerusakan hutan adat di berbagai daerah yang dinilai tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga melanggar hak-hak masyarakat adat.

"Banyak teman dari Papua, Kalimantan, dan Sumatra yang mengeluhkan hutan mereka yang terus digunduli. Mereka mempertanyakan keadilan bagi masyarakat adat," ujar Okta.

Hingga pukul 18.12 WIB, aksi mahasiswa di Solo masih berlangsung.

Aksi Serupa di Makassar

Di Makassar, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Makassar (UNM) juga menggelar aksi serupa di depan kampus mereka di Jalan AP Pettarani, menuntut pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran serta evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Aksi ini dilakukan dengan memblokade jalan dan membakar ban bekas, menyebabkan kemacetan panjang di depan kampus UNM.

Demonstrasi sempat diwarnai ketegangan ketika seorang pengemudi ojek online mencoba menerobos blokade mahasiswa, hingga terjadi adu mulut.

"Aksi ini untuk menyuarakan dampak buruk dari efisiensi anggaran yang mencederai kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Presiden BEM FISH UNM, Fikran Prawira.

Menurutnya, pemerintah saat ini sedang berupaya menunaikan janji-janji politiknya, tetapi terkesan dipaksakan hingga mengorbankan anggaran pendidikan dan sektor fundamental lainnya.

"Pemerintah tampak memaksakan janji politiknya hingga harus memangkas anggaran pendidikan dan penyelesaian studi di berbagai kementerian," ungkapnya.

Dalam aksi ini, mahasiswa menyampaikan dua tuntutan utama:

Pencabutan Inpres Nomor 1 Tahun 2025.

Evaluasi program Makan Bergizi Gratis yang dianggap tidak dirancang dengan baik dan hanya mementingkan satu aspek, sementara aspek lainnya diabaikan.

Setelah menyampaikan orasi secara bergantian, mahasiswa akhirnya membubarkan diri secara tertib, dan arus lalu lintas di depan kampus UNM kembali normal.(**)